Rabu, 18 Juni 2008

OJO DUMEH

Pagi-pagi, ketika saya mengantar anak sekolah yang tidak jauh dari pusat keramaian Ambarukmo Plaza, ada beberapa kerumunan orang. Benar saja, lha wong sekolahnya dekat pasar. Di salah satu kerumunan tampak ada orang agak marah kepada seseorang. Sebuah kata sekilas terdengar darinya ”lha mbok ojo dumeh”.
Kata ”ojo dumeh”, dalam bahasa jawa biasanya digunakan untuk mengingatkan kepada seseorang yang memiliki banyak kelebihan. Adanya yang besar tentu saja karena ada yang kecil. Ada yang kaya karena ada yang miskin. Ada yang harum karena ada yang bacin. Dan dan dan .... dan yang lain-lain masih banyak.
Namun demikian pada umumnya yang merasa banyak kelebihan sering kali meremehkan yang banyak kekurangannya. Namun sebenarnya di mata Allah semua memiliki derajat yang sama.
Saya spontan teringat sebuah cerita dari sedulur yang merupakan pimpinan, guru, yang merupakan seseorang yang saya hormati.
Pada suatu hari ada sidang istimewa anggota tubuh yang membahas kelangsungan hidup manusia. Dalam sidang itu masing-masing anggota sidang menonjolkan keunggulannya sendiri dan secara otomatis mengabaikan sebagian anggota yang lain.
Mata : ”Saya adalah anggota tubuh yang paling dibutuhkan; karena dari sayalah segala informasi pertama kali diserap oleh manusia, dan, dan, dan .....”
Telinga : ”Sayalah komponen yang paling utama. Ketika manusia belum dapat melakukan apa-apa, bisikan yang masuk lewat telinga, dan, dan, dan, ......”
Jantung : ”Saudara-saudara yang terhormat, jangan sok dech semuanya. Coba kalau saya berhenti sepuluh detik saja tidak berdenyut. Mampus lo semuanya; gitu saja kok diributkan”
Paru-paru, Ginjal, Hidung, Otak,...... semuanya berbicara mengunggulkan kelebihan masing-masing. Mereka semua tidak sadar kalau ada anggota badan yang tempatnya di belakang, kalau usul diketawain reme-rame. Dia itulah maaf namanya ’dubur’. Sekali si dubur punya usul berbunyi ”tut”, yang lain rame, ada yang ketawa, ada yang lari menjauh dan lain sebagainya.
Melihat keadaan tidak kondusif bagi dirinya si dubur walkout dari sidang, meninggalkan tempatnya. Satu sampai dua jam pertama tidak ada masalah. Setelah sore ada yang merasakan meriang sedikit. Hari kedua rapat, jantung mulai berdebar-debar, hari kedua sore mata berkunang-kunang, perut kembung dan masih banyak lagi perasaan tidak nyaman yang dialami. Setelah semuanya sadar bahwa penyebabnya adalah karena walkout-nya si dubur, mereka sepakat mencari si dubur untuk kembali, dan sejak saat itu masing-masing anggota tubuh tidak ada yang saling mengejek. Semuanya sadar kalau masing-masing punya peran yang berbeda-beda. Makanya...... ”ojo dumeh”.

Selasa, 17 Juni 2008

FALSAFAH KATAK



Kebiasaan jagongan pagi semampai di kantor, tidak selamanya tidak memiliki makna. Terlebih lagi apabila jagongan itu untuk saling memberikan peringatan dalam kebaikan dan kesabaran.
Kebiasaan dalam jagongan itu membicarakan itu, ini dan lain sebagainya, tiba-tiba ada sedulur, sahabat dan sekaligus saudara kami yang mengingatkan, sebut saja namanya kang Mas’ood.
Kang Mas’ood : ”Mas.... , monggo silahkan ngrumpi kesana-kemari namun jangan menggunakan falsafah katak.”
Saya : ”Lho,... memangnya kenapa dengan katak kang?”
Kang Mas’ood : ”Mas.... , coba perhatikan katak-katak itu. Katak untuk dapat mencapai tujuan pancal kanan, pancal kiri, pancal bawah. Trus satu hal yang pasti untuk meraih makanan harus menjilat ke atas”.
............... sejanak saat itu kami terdiam ...............
Dalam hati saya bergumam, ”subhanallah.....”. Ternyata benar apa saja yang diciptakan Allah di muka bumi ini tidak sia-sia. Termasuk gambaran cara jalan dan makan seekor katak bisa diambil pelajaran bagi hamba yang mau berfikir.
Jazakallah, kang Mas’ood atas sentilan pelajarannya. Semoga para sedulur yang lain juga bisa mengambil pelajaran.

Senin, 16 Juni 2008

FITRIYAH, Mahasiswi D3 Ekonomi FE UII Telah Tiada




Senyum, riang, gembira, tawa dan tanya dari sosok Fitriyah, mahasiswi yang lahir di Temanggung itu, kini tiada lagi. Fitriyah telah dipanggil kembali ke pangkuan Khaliqnya pada hari Kamis malam Jumat ba’da Maghrib, tanggal 09 Mei 2008.
Jumat pagi 10 Juni 2008, melalui teman-teman akrabnya Fitriyah D3 Ekonomi mendapatkan berita duka tersebut. Setelah bincang-bincang singkat, akhirnya ketua program D3 Ekonomi, Nursya’bani Purnama, SE, M.Si memutuskan untuk mengirimkan perwakilannya untuk melayat ke Temanggung, tepatnya di RT:03/RW:04 Grogol-Kuthoanyar-Kedu-Temanggung. Berangkat sebagai wakil D3 antara lain Barda Hartana, Mono Nanang Sugianto, Eko Sukanto dan perwakilan HIMA Rizki Roza Putri, dan Andi Yudha Hakim. Rombongan berangkat setelah shalat Jumat dan sampai tujuan jam 15.15 Wib dan ternyata suda ada sekitar 14 mahasiswa teman-teman akrab Fitriyah sampai lokasi lebih duluan.
Bincang-bincang tentang sakitnya Fitriyah, orangtuanya bergantian menuturkan dan saling melengkapi bahwa, sejak bulan Januari 2008 sakit maag dan pusing-pusing. Namun dari hasil scan dan berbagai alat medis lainnya, dokter tidak menemukan penyakit di dalam tubuh anaknya. Namun secara fisik tampak hingga meninggalnya habis seluruh dagingnya, sehinnga tampak tulang dibalut kulit saja.Dalam kesempatan melayat tersebut rombongan dari D3 diwakili Barda, Mono dan Eko kepada orangtuanya menyampaikan salam taklim dan bela sungkawa yang tak terkirakan dari ketua program dan seluruh pegawai D3 Ekonomi UII, ”apabila selama membimbing Fitriyah pihak D3 melakukan hal yang membuatnya tidak berkenan pihak D3 Ekonomi mohon maaf, demikian sebaliknya bila Fitriyah waktu kuliah melakukan kesalahan pihak D3 dengan ikhlas memaafkan, dan berdo’a semoga segala amal baiknya diterima Allah dan diampuni segala salahnya. Semoga keluarga besar yang ditinggalkan juga ikhlas menerima cobaan Allah ini”, demikian Barda menambahkan.

Selasa, 10 Juni 2008

SISI LAIN D3 EKONOMI UII


Capek menghadapi kegiatan ujian akhir semester (UAS) semester genap 2007/2008.


Pada umumnya kegiatan pokok dari sebuah lembaga pendidikan ya belajar-mengajar. Namun ada sisi lain yang terjadi di D3 Ekonomi UII.


Satu diantara pegawainya sebut saja Yogi. Yogi punya hobi yang sedikit beda dari pada teman-temanya pasalnya memang ada yang digunakan untuk memenuhi hobinya tersebut.


Sejak awal bulan Mei yang lalu kawan yang satu ini disibukkan dengan persiapan kontes mobil. Dari hasil kontes-kontes yang diikuti, Yogi memang layak mendapatkan juara sebagai attitude driver dan layak menggondol berbagai macam hadiah. Walaupun jika dibandingkan dengan biaya modifikasi mobilnya, hadiah yang diperoleh sangatlah tidak berarti secara materi.


Namun demikian kepuasan yang diperoleh dibagi bersama teman-teman kantor. Tepatnya hari Senin, 09 Juni 2008 bersamaan dengan jam makan siang secara diam-diam Yogi sudah menyiapkan berbagai ubo rampe makan siang. Menu yang disiapkan siang itu dijamin tidak mengandung kolesterol tingkat tinggi, diantaranya adalah sego gudangan. Subhanallah uenak tenan lho rasanya seperti sedang disawah, sesuai dengan kontes mobil yang diikuti yang mengangkat nilai-nilai Jawa Klasik.


Kepada saudaraku Yogi, saya ucapkan terimakasih, jazakallohu khoiron, semoga apa-apa yang sampean lakukan ini memiliki nilai tersendiri yang memiliki makna amalan jariah. Oiya terkait rencana untuk untuk umroh bersama keluarga, kami yang ditinggal umroh ikut senang dan berdo'a semoga segala permohonanmu kepada sang kholiq dikabulkan-Nya

Jumat, 06 Juni 2008

5 Syarat Maksiat

Pagi ini Jumat, 06.06.2008 menjelang berangkat bekerja saya menemukan lembaran kertas yang sudah sobek. Walaupun sudah sobek anehnya lembaran itu menarik untuk saya baca. Ternyata isinya lumayan menarik untuk dijadikan bahan tausiah pagi minimal bagi diri saya sendiri. Namun demikian dengan postingan ini saya berharap juga bermanfaat untuk teman-teman/blogger yang lain. Tulisan pada kertas itu mencerikatan hal-hal berikut:

Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata, ''Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat. Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, ''Jika kamu mau menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh saja kamu melakukan maksiat.'' Lelaki itu dengan penasaran bertanya. ''Apa saja syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?'' Ibrahim bin Adham berkata,
''Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezekinya.'' Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, ''Lalu aku mau makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah? ''Ya,'' tegas Ibrahim bin Adham. ''Kalau kamu sudah memahaminya, masih pantaskah memakan rezekinya, sementara kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?''
''Yang kedua,'' kata Ibrahim, ''kalau mau bermaksiat, jangan tinggal dibumi-Nya! Syarat ini membuat lelaki itu kaget setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, ''Wahai Abdullah, pikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kamu melanggar segala larangan-Nya?'' ''Ya, Anda benar,'' kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim menjawab,
''Kalau kamu masih mau bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!'' Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, ''Wahai Ibrahim, ini nasihat macam apa? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?'' ''Nah, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan berlaku maksiat?'' kata Ibrahim. Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat. Ibrahim melanjutkan,
'Yang keempat, kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu,katakanlah kepadanya, 'Mundurkan kematianku dulu. Aku masih mau bertobat dan melakukan amal saleh'.'' Kembali lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersadar, ''Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permohonanku?'' ''Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahwa kamu tidak bisa menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau bisa lari dari murka Allah?'' ''Baiklah, apa syarat yang kelima?'' Ibrahim pun menjawab,
''Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak menggiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau mau ikut bersamanya.'' Perkataan tersebut membuat lelaki itu tersadar. Dia berkata, ''Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya.'' Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran. ''Mulai saat ini aku bertobat kepada Allah,'' katanya sambil terisak. Demi Allah semua perbuatan kita di dunia akan bersaksi

Kamis, 05 Juni 2008

TERENGAH-ENGAH DORONG MOTOR

Pagi ini Kamis, 05 Juni 2008 sejumlah orang diharuskan terengah-engah karena harus mematikan mesin kendaraannya sepanjang lebih kurang 500 meter. Hal ini dilakukan oleh sejumlah aktivis mahasiswa UII sejak pintu masuk di jalan Kaliurang sampai depan masjid.

Saya sendiri yang seyogjanya berangkat lebih pagi karena harus mempersiapkan UAS terpaksa menggeh-menggeh juga. Tapi nggak apa-apa, itung-itung cari keringat berolahraga.

Pikir saya saat itu, bagaimana ya kalau nanti yang lewat bus besar? atau setidak-tidak bus UII sendiri lewat? Apakah mesin bus harus juga dimatikan trus didorong sejumlah mahasiswa?. Woww,... dapat dipastikan si pendorong bus langsung habis sarapan paginya. Bagaimana kalau tadi pagi nggak sarapan? Pasti lemess dech!

Saya salut ternyata masih ada sejumlah mahasiswa yang sadar akan hari bumi, paling tidak ada sedikit waktu dan sejengkal tanah di pagi itu tidak terkontaminasi oleh gas kotor buangan dari kendaraan bermotor.

Selamat hari bumi,..... semogo........ semoga............ yang apik-apik sajalah yang terjadi.

Rabu, 04 Juni 2008

Kulonuwun

Assalamu'alaikum wr wb.

Alhamdulillah, saya berhasil membuat blog.
Ternyata sangat sederhana.
Terimakasih kami ucapkan kepada blogspot.com dan teman-teman yang membantu saya bisa belajar blog.
Setelah ini saya terus berusaha untuk dapat menjadi lebih baik.
Untuk itu bimbingan dan pengarahan dari para blogger di manapun, sangat saya nantikan.

Wassalamu'alaikum wr wb.